Thursday, November 13, 2014

Love Story ( 1970 )


Love means never having to say you’re sorry


Aku tertarik menonton film super jadul ini setelah menonton Drama Korea Love Rain. Kim Yoon Hee, tokoh yang diperankan Yoona SNSD sangat menyukai film tahun 1970 ini. Kisahnya klasik, ditulis oleh Penulis Amerika, Erich Segal. Seorang gadis dari keluarga sederhana dan seorang pria dari keluarga kaya saling jatuh cinta. Tentu saja keluarga si pria tidak menyetujui hubungan itu sehingga si pria memutuskan hubungan keluarga dengan kedua orangtuanya.
Dentingan piano yang menguarkan aroma kesedihan menjadi pembuka film Love Story ini. Kalimat yang diluncurkan si pria pun mampu menjadi kunci bagaimana ending kisah ini.
What can you say about a 25 year old girl who died? That she was beautifull and brilliant? That she loved Mozart and Bach? The Beatles? And me?
Oliver Barret bertemu Jenny di perpustakaan saat Oliver harus meminjam buku. Mereka berdebat. Menurut Jenny, Oliver itu terlihat bodoh dan kaya. Oliver bilang dia pandai dan miskin. Jenny bilang dialah yang pandai dan miskin. Oliver bertanya apa yang membuat gadis itu berpikir dia pandai? Jenny menjawab dia tidak akan pergi minum kopi dengannya. Oliver bilang dia tidak akan meminta. Jenny menjawab lagi bahwa itu yang membuat pria itu terlihat bodoh. Wahaha. Lucu sekali. 
Pria kaya dan wanita cerdas

Oliver dan Jenny akhirnya pergi minum kopi di sebuah kedai. Disana mereka berdebat lagi. Oliver marah karena Jenny terus memanggilnya “Preppy”. Oliver bertanya jika gadis itu berpikir dia adalah seorang pecundang kenapa seakan memancingnya untuk minum kopi bersama? Jenny dengan wajah percaya diri sekaligus tersipu mengatakan, “Aku menyukai tubuhmu.” Wahaha.
Kisah bergulir cepat. Mereka menjadi sepasang kekasih. Oliver meminta Jenny datang ke pertandingan Hockeynya. Mereka juga makan bersama. Bermain salju. Mereka tampak bahagia. Oliver juga datang saat Jenny bermain piano di sebuah konser musik. Ayah Oliver datang saat Oliver di pertandingan Hockey tapi hubungan mereka tidak begitu baik. Meski ayahnya tampak berusaha mendekati anaknya tapi Oliver tidak membuka diri.
Suatu hari Jenny berkata dia mendapat beasiswa ke Paris. Oliver tidak ingin berpisah dengan Jenny dan melamar gadis itu. Mereka pergi ke rumah orangtua Oliver untuk memperkenalkan Jenny. Jenny tidak menyangka keluarga Oliver sangat kaya. Rumahnya besar dan megah, halamannya sangat luas sekali. Tentu saja ayah dan ibu Oliver bertanya banyak hal pada Jenny. Dan Jenny menjawabnya dengan jujur, bahwa ayahnya seorang tukang roti dan punya toko roti kecil. Oliver marah dan mengajak Jenny pulang karena seakan orangtuanya menghina keadaan keluarga Jenny yang miskin.
Oliver dan Jenny pergi ke rumah ayah Jenny, disana Oliver disambut baik. Ayah Jenny juga menyetujui mereka menikah secara sederhana. Kehidupan mereka cukup sulit, tinggal di apartemen sempit dan harus bekerja apa saja untuk mencukupi kebutuhan hidup. 

Menikah tanpa restu dan kehadiran orangtua Oliver
Terjadi pertengkaran hebat saat Jenny membaca undangan ultah ke -60 ayah Oliver dan suaminya menolak datang. Jenny tidak ingin Oliver bermusuhan dengan ayahnya. Oliver mengucapkan kata-kata kasar. Jenny pun pergi dari rumah. Oliver menyesali tindakannya dan pergi mencari Jenny sampai malam. Ternyata istrinya sudah menunggu di teras apartemen karena tidak membawa kunci cadangan. Sedih dan kedinginan.
“Jenny, I’m sorry…” ucap Oliver menyesal.
Jenny menggeleng, “Don’t. Love means never having to say you’re sorry…”
Oliver dan Jenny berbaikan. Kehidupan mereka membaik saat Oliver lulus kuliah, mendapat pekerjaan yang baik sehingga mereka bisa pindah ke apartemen yang bagus. Jenny tidak perlu bekerja lagi. Dia hanya perlu di rumah. Mereka memutuskan untuk memiliki anak tapi karena Jenny tidak juga hamil, mereka memeriksakan diri. Oliver mendapat kabar sangat buruk. Dokter mengatakan Jenny sekarat. Meski tidak dijelaskan apa penyakitnya disini, tapi dari kata-kata ada pertumbuhan sel-sel berarti kanker.
Oliver berusaha terlihat normal meski sedih. Dia ingin membuat istrinya bahagia sebelum kematian menjemput. Dia mengajak Jenny ke Paris karena dia merasa telah merebut impian Jenny untuk pergi kesana. Tapi Jenny akhirnya tahu bahwa dia sakit. Saat Jenny di rumah sakit, Oliver pergi ke rumah ayahnya untuk meminjam uang 5,000 dollar. Dia tidak ingin menceritakan untuk apa, tapi hanya bilang keperluan mendesak. Ayahnya meminjamkannya.
Saat Oliver sampai ke rumah sakit, Jenny mulai melupakan hal-hal yang sebelumnya dia ingat. Jenny meminta Oliver tidak menyalahkan dirinya karena itu bukan salahnya. Dia memohon Oliver untuk memeluknya erat. Jenny meninggal dalam pelukan Oliver. 
'Till death do us apart... :(
Sayangnya meski ending kisah cinta film ini juga sedih seperti A Walk to Remember, tapi aku tidak menangis. Mungkin karena sudah terbiasa kisah yang endingnya pasangan cintanya mati atau stok gudang airmataku lagi habis. Ehehe... Tapi film ini cukup bagus. Nilainya 7 dari 10 deh :)
Sumber gambar : en.wikipedia.org


Teh Hijau Kepala Djenggot

          Dulu aku adalah penggemar soda yang berwarna biruuu. Aku juga suka minum apa saja, kayak teh, kopi, jus, pokoknya minuman yang man...