Love means never having to say you’re sorry
Aku
tertarik menonton film super jadul ini setelah menonton Drama Korea Love Rain. Kim
Yoon Hee, tokoh yang diperankan Yoona SNSD sangat menyukai film tahun 1970 ini.
Kisahnya klasik, ditulis oleh Penulis Amerika, Erich Segal. Seorang gadis
dari keluarga sederhana dan seorang pria dari keluarga kaya saling jatuh cinta.
Tentu saja keluarga si pria tidak menyetujui hubungan itu sehingga si pria memutuskan
hubungan keluarga dengan kedua orangtuanya.
Dentingan
piano yang menguarkan aroma kesedihan menjadi pembuka film Love Story ini. Kalimat
yang diluncurkan si pria pun mampu menjadi kunci bagaimana ending kisah ini.
What can you say about
a 25 year old girl who died? That she was beautifull and brilliant? That she
loved Mozart and Bach? The Beatles? And me?
Oliver
Barret bertemu Jenny di perpustakaan saat Oliver harus meminjam buku. Mereka
berdebat. Menurut Jenny, Oliver itu terlihat bodoh dan kaya. Oliver bilang dia
pandai dan miskin. Jenny bilang dialah yang pandai dan miskin. Oliver bertanya
apa yang membuat gadis itu berpikir dia pandai? Jenny menjawab dia tidak akan
pergi minum kopi dengannya. Oliver bilang dia tidak akan meminta. Jenny
menjawab lagi bahwa itu yang membuat pria itu terlihat bodoh. Wahaha. Lucu
sekali.
Pria kaya dan wanita cerdas |
Oliver
dan Jenny akhirnya pergi minum kopi di sebuah kedai. Disana mereka berdebat
lagi. Oliver marah karena Jenny terus memanggilnya “Preppy”. Oliver bertanya
jika gadis itu berpikir dia adalah seorang pecundang kenapa seakan memancingnya
untuk minum kopi bersama? Jenny dengan wajah percaya diri sekaligus tersipu
mengatakan, “Aku menyukai tubuhmu.” Wahaha.
Kisah
bergulir cepat. Mereka menjadi sepasang kekasih. Oliver meminta Jenny datang ke
pertandingan Hockeynya. Mereka juga makan bersama. Bermain salju. Mereka tampak
bahagia. Oliver juga datang saat Jenny bermain piano di sebuah konser musik. Ayah
Oliver datang saat Oliver di pertandingan Hockey tapi hubungan mereka tidak
begitu baik. Meski ayahnya tampak berusaha mendekati anaknya tapi Oliver tidak
membuka diri.
Suatu
hari Jenny berkata dia mendapat beasiswa ke Paris. Oliver tidak ingin berpisah
dengan Jenny dan melamar gadis itu. Mereka pergi ke rumah orangtua Oliver untuk
memperkenalkan Jenny. Jenny tidak menyangka keluarga Oliver sangat kaya.
Rumahnya besar dan megah, halamannya sangat luas sekali. Tentu saja ayah dan
ibu Oliver bertanya banyak hal pada Jenny. Dan Jenny menjawabnya dengan jujur,
bahwa ayahnya seorang tukang roti dan punya toko roti kecil. Oliver marah dan
mengajak Jenny pulang karena seakan orangtuanya menghina keadaan keluarga Jenny
yang miskin.
Oliver
dan Jenny pergi ke rumah ayah Jenny, disana Oliver disambut baik. Ayah Jenny
juga menyetujui mereka menikah secara sederhana. Kehidupan mereka cukup sulit,
tinggal di apartemen sempit dan harus bekerja apa saja untuk mencukupi
kebutuhan hidup.
Menikah tanpa restu dan kehadiran orangtua Oliver |
Terjadi
pertengkaran hebat saat Jenny membaca undangan ultah ke -60 ayah Oliver dan
suaminya menolak datang. Jenny tidak ingin Oliver bermusuhan dengan ayahnya. Oliver
mengucapkan kata-kata kasar. Jenny pun pergi dari rumah. Oliver menyesali
tindakannya dan pergi mencari Jenny sampai malam. Ternyata istrinya sudah
menunggu di teras apartemen karena tidak membawa kunci cadangan. Sedih dan
kedinginan.
“Jenny, I’m sorry…”
ucap Oliver menyesal.
Jenny
menggeleng, “Don’t. Love means never
having to say you’re sorry…”
Oliver
dan Jenny berbaikan. Kehidupan mereka membaik saat Oliver lulus kuliah,
mendapat pekerjaan yang baik sehingga mereka bisa pindah ke apartemen yang
bagus. Jenny tidak perlu bekerja lagi. Dia hanya perlu di rumah. Mereka
memutuskan untuk memiliki anak tapi karena Jenny tidak juga hamil, mereka
memeriksakan diri. Oliver mendapat kabar sangat buruk. Dokter mengatakan Jenny
sekarat. Meski tidak dijelaskan apa penyakitnya disini, tapi dari kata-kata ada
pertumbuhan sel-sel berarti kanker.
Oliver
berusaha terlihat normal meski sedih. Dia ingin membuat istrinya bahagia sebelum
kematian menjemput. Dia mengajak Jenny ke Paris karena dia merasa telah merebut
impian Jenny untuk pergi kesana. Tapi Jenny akhirnya tahu bahwa dia sakit. Saat
Jenny di rumah sakit, Oliver pergi ke rumah ayahnya untuk meminjam uang 5,000
dollar. Dia tidak ingin menceritakan untuk apa, tapi hanya bilang keperluan
mendesak. Ayahnya meminjamkannya.
Saat
Oliver sampai ke rumah sakit, Jenny mulai melupakan hal-hal yang sebelumnya dia
ingat. Jenny meminta Oliver tidak menyalahkan dirinya karena itu bukan
salahnya. Dia memohon Oliver untuk memeluknya erat. Jenny meninggal dalam
pelukan Oliver.
'Till death do us apart... :( |
Sayangnya meski ending kisah cinta film ini juga sedih seperti A Walk to Remember, tapi
aku tidak menangis. Mungkin karena sudah terbiasa kisah yang endingnya pasangan
cintanya mati atau stok gudang airmataku lagi habis. Ehehe... Tapi film ini cukup
bagus. Nilainya 7 dari 10 deh :)
Sumber gambar : |