Book Review Contest "Seribu Kerinduan"
Ini adalah kisah cinta Renata dan Panji yang harus berakhir
karena Panji dijodohkan dengan wanita pilihan Ibunya, yang sesuai dengan bibit,
bobot dan bebet. Renata harus menjalani hidupnya sendiri lagi tanpa Panji,
setelah 4 tahun memadu kasih.
Kehilangan kekasih, dipecat dari pekerjaan
impiann yang telah dijalaninya selama 5 tahun membuatnya despresi,hingga
memilih pekerjaan yang tidak akan disangka oleh orang yang mengenal dirinya
sebagai wanita cantik, berbakat nan cerdas ; melacur.
Kegiatannya melacur itu menghasilkan uang yang cukup besar. Tapi Renata tidak melakukannya hanya demi uang, itu semata untuk mengisi kesepiannya supaya dia merasa kembali dicintai, dihargai, dibutuhkan dan dipuja-puja. Namun Panji tetap mengisi ruang pikiran dan hatinya. Bahkan Renata berusaha menyusuri kembali tempat-tempat dimana dia dan Panji pernah bersama.
Mbak Herlina P Dewi penceritaannya mengalir banget dan sangat enak dibaca. Membuat ketagihan sehingga tidak bisa berhenti membaca sebelum tamat. Seribu kerinduan malah bukanlah kalimat yang dicetuskan Renata, sang tokoh utama, tapi dari Panji yang mengirimkan Seribu kerinduan padanya.
Kata "Disini aku duduk dan menunggu" mengingatkanku pada novel Paulo Coelho "Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis"
Dan aku paling suka puisi yang ada di novel ini, sampai hapal halaman berapa. Kalimatnya puitis banget. Halaman 183 :
Disini aku duduk dan menunggu...
Hujan malam ini membuat air mataku terasa sangat dingin. Semoga air mataku ini mengalir sejauh-jauhnya, agar kekasihku tak pernah tahu bahwa suatu malam aku pernah menangis untuknya.
Semoga air mataku ini mengalir sejauh-jauhnya, agar semua malam mengabur dalam gelapnya.
Aku ingin melupakan semua kesunyian malam ini, itulah sebabnya aku menulis, agar aku bisa mengubah senyap menjadi rindu, gelap menjadi kenangan, dan beku menjadi cinta.
April 2014 aku ikutan Lomba Cover dari Queto novel Seribu Kerinduan :
Kegiatannya melacur itu menghasilkan uang yang cukup besar. Tapi Renata tidak melakukannya hanya demi uang, itu semata untuk mengisi kesepiannya supaya dia merasa kembali dicintai, dihargai, dibutuhkan dan dipuja-puja. Namun Panji tetap mengisi ruang pikiran dan hatinya. Bahkan Renata berusaha menyusuri kembali tempat-tempat dimana dia dan Panji pernah bersama.
Mbak Herlina P Dewi penceritaannya mengalir banget dan sangat enak dibaca. Membuat ketagihan sehingga tidak bisa berhenti membaca sebelum tamat. Seribu kerinduan malah bukanlah kalimat yang dicetuskan Renata, sang tokoh utama, tapi dari Panji yang mengirimkan Seribu kerinduan padanya.
Kata "Disini aku duduk dan menunggu" mengingatkanku pada novel Paulo Coelho "Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis"
Dan aku paling suka puisi yang ada di novel ini, sampai hapal halaman berapa. Kalimatnya puitis banget. Halaman 183 :
Disini aku duduk dan menunggu...
Hujan malam ini membuat air mataku terasa sangat dingin. Semoga air mataku ini mengalir sejauh-jauhnya, agar kekasihku tak pernah tahu bahwa suatu malam aku pernah menangis untuknya.
Semoga air mataku ini mengalir sejauh-jauhnya, agar semua malam mengabur dalam gelapnya.
Aku ingin melupakan semua kesunyian malam ini, itulah sebabnya aku menulis, agar aku bisa mengubah senyap menjadi rindu, gelap menjadi kenangan, dan beku menjadi cinta.
April 2014 aku ikutan Lomba Cover dari Queto novel Seribu Kerinduan :
Hadiahnya : Kalung Etnik cantik, notebook Perancis dan A Cup of Tea Menggapai Mimpi \(^o^)/