Saturday, November 16, 2013




Suddenly Susan


“Bosannn…,” keluh Susi. Dia menguap lebar persis kuda nil minta makan. Tangannya memencet channel tivi nggak jelas. “Lagi-lagi berita perceraian artis… kenapa seh pada cerai? Kalau cerai ngapain juga nikah! Ngabisin dana aja neh, mendingan disumbangkan ke aku.” Susi sewot sendiri.
Salah satu stasiun tivi menayangkan acara musik. Seorang penyanyi wanita dengan suara merdunya menyanyikan lagu cinta yang menyayat hati.
“Ah, enaknya jadi artis. Terkenal, banyak duit, bisa ngapain aja. Hoaamm… koq aku jadi ngantuk banget yah.” Mata Susi makin merem. Hanya dalam hitungan detik dia sudah terkapar. Dengkuran halus terdengar dari mulutnya yang terbuka. Semoga aja nggak ada laler nyasar masuk trus mengakibatkan Susi diare sampai berhari-hari. Sekarang yang terjadi malah tivinya yang lagi nonton Susi bobok manis!

* * *

Pagi hari Susi terbangun. Terdengar ketukan di pintu. Knock. Knock. Kayak lagunya Britney Spears, gitu loh!
“Siapa sehh… masih ngantuk banget neh…” keluh Susi sebal sambil melangkah ke arah pintu dengan mata masih sedikit terpejam. Dia membuka pintu.
Seorang wanita berkacamata langsung menyeruak masuk. “Susannn… gimana seh! Aku sudah bilang kamu harus bangun jam 5! Coba liat jam berapa ini? Mana kamu belum mandi, make up! Aduhh pusinggg… nanti kita dimarahin sutradara lagii….”
“Apaan seh?” Susi menggaruk-garuk rambutnya yang masih acak-acakkan. Siapa Susan? Namaku Susi kok.
“Sudahh… buruannn mandi! Kamu harus syuting jam setengah 7, tau!” semprot wanita itu lalu mendorong tubuh Susi ke kamar mandi.
Hah? Syuting? Susi dengan bingung berdiri di depan kaca kamar mandi. Dia langsung melotot. Wajahnya memang tetap wajahnya tapi dengan format yang berbeda eh style yang berbeda. Rambutnya yang dulunya pendek sekarang panjang dan bercat warna-warni! Ada merah, kuning, hijau di langit yang biru…. eh salah itu kan lagu jaman Es-de. Hehe… Pokoknya rambutnya jadi berwarna-warni deh. Susi mengamati bajunya yang lain dari biasanya. Dia yang biasanya pake piyama kedodoran sekarang memakai gaun tidur yang halus banget dan sexy! Hah! Jangan-jangan aku mimpi neh! Susi mencubit pipinya. ADOW! Sakit! Bukan mimpi? Loh… koq bisa gini seh?

                                               * * *

 “Mb-ak kita mau kemana ya?” Susan bertanya hati-hati saat mereka sudah berada di dalam mobil mewah yang sofanya empuk. Wanita itu melotot. Sumpah matanya persis mata ikan koki. Jadi gede banget! “Ya ampun! Dialog buat syuting iklan hari iniii… gimana seh kamu? Kamu kan hari ini harus syuting iklan minuman dengan Dirly!”
“Dirly?” Susi membelalakkan matanya. “Dirly yang itu? Yang di Indonesian Idol?”
“Ya iya lahhh.. Dirly yang mana lagiii…. Duh Susann jangan bilang kalo kamu tiba-tiba kena amnesia!”
Susan meringis lalu membaca setumpuk kertas yang disodorkan wanita itu.
“Nih skenario iklannya. Kita hampir sampai di studio. Jangan lupa pake topimu nanti kamu dikerubuti fans.!”
Wah? Fans? Dia bener-bener jadi artis? Wah senangnya! Mimpinya jadi kenyataan! Dia keluar dari mobil dikawal supirnya dan beberapa petugas keamanan karena fans di depan studio sudah berjubel.
“Susann… minta tanda tangann donkkk….” teriak seorang cowok berambut pelontos. “Kamu cantik sekalii Susann… I Lovee youu…”
“Susann…. awasss kalo kamu deketin Dirly… gue gundulin rambut lo!” teriak seorang cewek sambil melemparkan sebotol aqua. Untung dengan sigap ditangkep sama petugas keamanan yang mengawal dia. Kalau  enggak jidatnya bisa nonong dilempar Aqua 1 liter itu. Akhirnya Susi sampai ke dalam studio dengan selamat.

* * *
 “Susannn… kamu jangan gerak sana-gerak sini donkkk ahh!” semprot Filan, si penata rias bencong itu. Dengan kesal Susan balik menyemprotnya. “Denger yaaa… pertama! Rambutku bukan taneman jadi jangan asal gunting sana-gunting sini! Kedua! Wajahku bukan kertas gambar yang bisa lo coret sana-sini! Ngertiii?!”
“I-iya Susan… sorr-sorry…” Dengan gemeter Filan menjawab. Tapi dalam hati dia memaki. Idihh! Sok banget dehh! Baru juga terkenal seujung kuku! Maklum artis baru!
“Sudah selesai belum?” Dona masuk tanpa bersuara bikin Filan dan Susan yang lagi mengheningkan cipta kaget.
“Sudah. Tuh Susan jadi cantikk, siapa yang ngerias… Filannn…” cerocos Filan narsis. Memuji hasil karyanya sendiri.
“Iyaa deeeh….” Dona mencubit pipi Filan gemes. “Ayo Susan! Sutradara sudah ngomel tuh!” Tanpa ampun lagi Dona menggeret Susan ke studio syuting. Sesampai disana Susan bener-bener melongo ngeliat mahkluk cakep yang satu itu. Dirly… ya ampunn kamu kok cakep bener! Cowok itu mengenakan kemeja biru yang kancingnya dibuka sampai dada. Rambutnya dibikin jabrik plus tambahan sedikit highlight.
“Susan! Ngapain bengong gitu! Cepet kita harus mulai syuting! Saya nggak punya banyak waktu!” semprot seorang pria berkumis tanpa ba-bi-bu.
“Ee… iy-iya pak….” Susan jadi merinding. Asli tuh orang sudah wajahnya galak eh ternyata memang galak beneran!” Cepett berdiri disebelah Dirly!” perintahnya. Susan dengan gugup mendekat ke Dirly. Wahh wangi parfum maskulin… Susan bener-bener grogi sampai posisi berdirinya kaku gitu. Keringetnya menetes.
“Keringetmu netes tuh…” kata Dirly sambil memberikan sehelai tissue.
Susan meringis malu. “Makasih. Panas ya cuacanya… hihi….”
“Okeyy… kita mulaii… 5… 4… 3… 2… 1… Action!!”
Eitss… tunggu aku harus ngapain neh! Susan panik setengah mati karena nggak tahu apa yang harus dia lakukan. Eh, lagi panik gitu Dirly malah merangkul dia. Otomatis Susan tambah deg-degan nggak karuan dan hanya bisa melongo.
“CUTTTTTT!! SUSANNN… ACTING YANG BENER DONKK! KOK MALAH BENGONG GITUU! KAMU TUH BISA ACTING NGGAK SEH? JANGAN MODAL TAMPANG DOANK DONKK!!” Sutradara itu membentak Susan tanpa rasa kasihan. Wajah Susan langsung memerah. Dia malu banget. Matanya mulai terasa panas. Rasanya mau nangis. “OKEYY… MULAI LAGII..! 5… 4… 3… 2… 1… ACTION!!”
“Jangan gugup donk. Tenang. Kan ada aku…” bisik Dirly di telinga Susan. Wahh Susan langsung berbunga-bunga dan ngerasa melayang di langit ketujuh.
Susan berusaha keras mengingat naskah yang dia baca di mobil tadi. Emm… menurut naskah itu dia terhuyung-huyung karena badannya lemah lalu dia bertemu dengan Dirly. Dirly memberinya minuman berenergi itu dan dia langsung segar bugar. Mudah! Susan mulai berakting terhuyung-huyung persis kayak zombie baru bangkit dari kubur. Dirly datang bagai pahlawan kesiangan. “Hei kamu kenapa? Badan lemah?  Neh makanya minum Ebermel. Minuman berenergi beraroma melati! Bikin kamu seger terus sepanjang hari!”celoteh Dirly lincah, persis penjual obat nawarin dagangannya .
“Makasih.” Aku meminumnya. Eh loh… kok rasanya aneh banget gini? Jangan-jangan sudah kadaluarsa ya? Eh, kok aku jadi pusing beneran dan kepalaku berkunang-kunang. Eh, koq wajah Dirly kelihatan cemas gitu ya? Loh sekarang sudah malem ya kok lama-lama jadi gelap banget gini? Brukk… Susan sukses pingsan dalam pelukan Dirly.
“Eh kak… kak…” Seseorang menepuk-nepuk pipi Susan.
Susan mengeliat. “Ah, Dirly… pelan-pelan donk nepuknya sakit neh.” Dia membuka matanya lebar lalu meloncat bangun. “Eh, loh Dirly mana?”
“Dirly? Apaan seh, kak? Kak Susi ngelindur ya? Tuh mulutnya belepotan iler. Hihi…” ledek Roki,  adik Susi yang berambut jabrik.
“Ehhh… tadi kakak syuting film sama Dirly! Trusss… yahhh ternyata mimpi dehhh…” Susi yang tiba-tiba sudah berubah jadi Susan lagi mendesah kecewa.
“Cuci muka dulu gihh! Muka amburadul gitu!” Roki ngelemparin bantal ke wajah Susi. Kena Telak.
“Rokii… awass nanti aku bilangin mama loh!” Susi balik ngelempar bantalnya tapi nggak kena karena Roki sudah buru-buru kabur dan menghilang di balik pintu ruang keluarga, tempat Susi menonton tivi.
Susi termangu-mangu mengingat mimpinya barusan sambil mendekap bantal itu di dadanya. Ah Dirly… kamu cakep sekali. Tapi ternyata jadi artis itu ada nggak enaknya juga ya? Kalau salah dibentak-bentak, sudah gitu nggak boleh telat syuting, harus nurut sutradara gini gitu. Meski terkenal, banyak duit, tapi juga nggak bisa jalan-jalan seenaknya karena nanti dikerubuti fans. Semua hal ada harga yang harus dibayar. Susi menatap wajah para artis yang simpang siyur muncul di iklan televisi. Nggak mudah jadi artis!

* * *

Dimuat : Majalah Teen : Edisi 187/Th XVII/Minggu Pertama November 2009


Teh Hijau Kepala Djenggot

          Dulu aku adalah penggemar soda yang berwarna biruuu. Aku juga suka minum apa saja, kayak teh, kopi, jus, pokoknya minuman yang man...